Doa Anda Terjawab! Pemerintah Sediakan Rp 10 Triliun untuk Kartu Prakerja Tahun Depan, Buruan Daftar

Milea
0
 Warga penerima manfaat menunjukkan Kartu Prakerja miliknya usai bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Selasa (15/12/2020). Setelah membuka 11 gelombang pendaftaran Kartu Prakerja dengan 5,9 juta peserta dan total anggaran Rp20 triliun, pemerintah memastikan program Kartu Prakerja berlanjut pada 2021 dengan syarat penerima manfaat pada 2020 tidak bisa lagi ikut serta. 

 Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Louisa Tuhatu menyatakan bahwa pemerintah akan segera menyalurkan dana insentif pada 5 Januari kepada penerima BLT Prakerja yang belum mendapatkan dana insentif sebesar Rp 600.000 pada bulan ini.

 Di sisi lain, program kartu Prakerja diperpanjang hingga tahun 2021 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 10 Triliun. Hal ini setengah dari anggaran yang dialokasikan pemerintah pada tahun 2020, yaitu sebesar Rp 20 Triliun.

 "Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan tahun 2021. Menurut Pak Airlangga (Menko Perekonomian) dananya Rp 10 triliun," kata Louisa melalui keterangan tertulis, Minggu 27 Desember 2020.
 Sejauh ini, dirinya masih menunggu keputusan dari Komite Cipta Kerja terkait dengan jadwal pelaksanaan, skema dan kuota penerima bantuan program kartu Prakerja.
 Pengaduan bagi penerima yang berhak mendapatkan program namun belum menerima dana insentif bisa mengunjungi laman https://www.prakerja.go.id/.
BACA JUGA : LOGIN www.prakerja.go.id, Daftar Kartu Prakerja Gelombang 12 yang Dibuka Tahun 2021, Ini Syaratnya
 Beberapa langkah yang harus anda lakukan setelah mengakses laman ini, antara lain:
1. Penerima BLT Kartu Prakerja bisa memilih Form Pengaduan.
2. Mengisi formulir dengan melengkapi data diri, pilih kategori pertanyaan atau kendala.
3. Penerima yang mengadu atau melapor akan mendapatkan nomor pelaporan atas pertanyaan atau kendala yang disampaikan.
Dampak Kartu Prakerja

 Direktur Eksekutif PMO Program Kartu Prakerja, Denni Purbassari menyatakan bahwa pelatihan kerja yang diadakan bagi para pengangguran memberikan dampak terhadap akses pekerjaan.

 Berdasarkan hasil evaluasi 1 hasil survey pada periode 5 Agustus hingga 31 oktober 2020 ini ada kenaikkan sebanyak 13 persen para pengangguran menjadi bekerja.

 “Sebanyak 13 persen dari mereka yang semua pada Februari tidak bekerja, sekarang mereka menjadi bekerja,” kata Denni dalam diskusi secara daring sebagaimana dilansir Antara.
 Ia pun juga menjelaskan bahwa hasil survey 1 itu telah direspons oleh 2.423.865 penerima Kartu Prakerja yang per Februari 2020, kemudian sebanyak 41 persen dari jumlah 993.784 orang mengaku bahwa tidak bekerja sebelum mereka melakukan program tersebut.
 Sementara itu, setelah disurvey ada 13 persen dari 41 persen penggangguran atau sekitar 129.191 peserta kini telah memiliki pekerjaan.
 Denni pun memberikan secara mendetail jenis pekerjaan apa saja yang kini digeluti oleh para peserta yang dulunya pengangguran.
 Lanjutnya, sebanyak 59 persen dari jumlah peserta hasil survey yang telah dievaluasi 1 atau sekitar 1.430.080 orang, sebanyak 42 persen tersebut tetap bekerja.
 Survey juga menyebutkan dari 7 kategori pelatihan yang paling banyak diminati yaitu tentang gaya hidup seperti membuat masker, tata rias), manajemen pengolahan UMKM , dan penjualan pemasaran terkait pemasaran digital serta bisnis daring yang kini marak di kondisi pandemi.
 Selain itu, ada pula pelatihan yang terkait dengan keuangan, makanan, minuman, bahasa asing adan teknologi informasi.
 Selanjutnya, hasil survey 1 lainnya menunjukkan pemanfaatan insentif paling banyak digunakan untuk kebutuhan pokok dan modal usaha.
 Denni pun menjabarkan rinciannya bahwa sebanyak 96 persen untuk konsumsi bahan pangan, 75 persen untuk listrik, 63 persen untuk modal usaha, 65 persen untuk bensin, dan 63 persen untuk kuota internet atau pulsa.
 Sementara itu, hasil survey yang ke- 2 yang diikuti oleh 293.255 penerima program yang dilakukan 4-31 oktober 2020 menyebutkan bahwa Kartu Prakerja mengakselerasi inklusi keuangan.
 Ia juga menjelaskan bahwa berdasarkan hasil survey, sebelum mengikuyi program Kartu Prakerja sebanyak 12 persen tidak memiliki rekening bank maupun dompet elektronik.
BACA JUGA : Kabar Gembira! BLT BPJS Ketenagakerjaan Akan Dilanjut 2021, Ini Bocoran Kriteria Penerimanya
 “Sekarang mereka sudah punya, 76 persen memiliki e-wallet baik ovo, Gopay, dan LinkAja dan 27 persen memiliki rekening bank,” jelasnya.
 Berdasarkan hasil survey 2 ini sebanyak 25 persen peserta ini mengaku bahwa program Prakerja ini telah mendorong mereka untuk berwirausaha sendiri.**

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)