4 Keutamaan Menikah di Bulan Syawal yang Sesuai Sunah Nabi, Tak Sekadar Tradisi

Milea
0
Bulan Syawal adalah bulan yang baik, tak terkecuali dalam melangsungkan pernikahan.

Bulan Syawal yang menjadi bulan kesepuluh dalam penanggalan hijriah banyak dinantikan oleh umat Islam selepas menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Selain hari raya Idul Fitri yang jatuh setiap 1 Syawal, bulan ini juga dinantikan pasangan yang ingin melepas masa lajang.

Selain pernikahan, Islam juga menganjurkan umatnya agar banyak melakukan ibadah sunnah di bulan Syawal. Sahabat pasti sering mendengar informasi teman, kerabat, atau keluarga yang memutuskan menikah di bulan syawal karena diyakini sebagai bulan yang baik untuk menikah. Jadi, bukan semata-mata sebagai tradisi saja ya.

Melangsungkan pernikahan di bulan Syawal juga dilakukan Nabi Muhammad saw saat menikahi Aisyah ra. Apa yang dilakukan oleh beliau adalah bagian dari tuntunan untuk umat Islam agar mengikuti sunah beliau.

Lalu, apa saja keutamaan menikah di bulan Syawal? Berikut sebagaimana dirangkum melalui islampos.com.

Keutamaan Menikah di Bulan Syawal

Rasulullah saw Menikahi Aisyah di Bulan Syawal

Diketahui bahwa Nabi Muhammad saw menikahi Aisyah ra di bulan Syawal. Hal ini diceritakan oleh Aisyah ra sebagai berikut:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahiku di bulan Syawal, dan membangun rumah tangga denganku pada bulan syawal pula. Maka isteri-isteri Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam yang manakah yang lebih beruntung di sisinya dariku?” (Perawi) berkata, “ Aisyah Radiyallahu ‘anhaa dahulu suka menikahkan para wanita di bulan Syawal.” (HR. Muslim).

Bantahan Nabi Muhammad Bahwa Syawal Adalah Bulan yang Sial

Di dalam tradisi masyarakat Arab jahiliyah, mereka menganggap bahwa bulan Syawal adalah bulan yang sial, termasuk untuk melangsungkan pernikahan. Alasannya karena di bulan Syawal, unta betina mengangkat ekornya sebagai tanda bahwa mereka tidak mau menikah. Selain itu juga sebagai tanda bahwa untuk menolak unta jantan yang mendekat.

Oleh karena itulah, para perempuan juga menolak untuk dinikahi. Bahkan para wali juga tidak mau menikahkan putri mereka di bulan Syawal. Namun, Nabi Muhammad saw membantah anggapan dari masyarakat jahiliyah tersebut. Berikut penjelasannya dari Ibnu Katsir:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi ‘Aisyah untuk membantah keyakinan yang salah sebagian masyarakat yaitu tidak suka menikah di antara dua ‘ied (bulan Syawwal termasuk di antara ‘ied fitri dan ‘idul Adha), mereka khawatir akan terjadi perceraian. Keyakinan ini tidaklah benar.” (Al-Bidayah wan Nihayah, 3/253).

Sesuai dengan Anjuran dalam Hadis

Menikah di bulan Syawal tidak hanya sebagai tradisi yang dilakukan oleh masyarakat saja. Tetapi hal ini adalah bagian dari anjuran yang sudah dijelaskan dalam hadis nabi. Berikut penjelasannya dari Imam An-Nawawi:

Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk menikahkan, menikah, dan membangun rumah tangga pada bulan Syawal. Para ulama kami (ulama syafi’iyyah) telah menegaskan anjuran tersebut dan berdalil dengan hadits ini. Dan Aisyah Radiyallahu ‘anhaa ketika menceritakan hal ini bermaksud membantah apa yang diyakini masyarakat jahiliyyah dahulu dan anggapan takhayul sebagian orang awam pada masa kini yang menyatakan kemakruhan menikah, menikahkan, dan membangun rumah tangga di bulan Syawwal. Dan ini adalah batil, tidak ada dasarnya. Ini termasuk peninggalan jahiliyyah yang ber-tathayyur (menganggap sial) hal itu, dikarenakan penamaan syawal dari kata al-isyalah dan ar-raf’u (menghilangkan/mengangkat).”

Menghilangkan Kesyirikan

Keutamaan menikah di bulan Syawal berikutnya adalah bisa menghilangkan kesyirikan. Hal ini sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

Thiyarah (anggapan sial terhadap sesuatu) adalah kesyirikan. Dan tidak ada seorang pun di antara kita melainkan (pernah melakukannya), hanya saja Allah akan menghilangkannya dengan sikap tawakkal.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah no. 429).

Selain itu, Nabi Muhammad saw juga bersabda:

Tidak ada (sesuatu) yang menular (dengan sendirinya) dan tidak ada “ Thiyarah”/ sesuatu yang sial (yaitu secara dzatnya), dan aku kagum dengan al-fa’lu ash-shalih, yaitu kalimat (harapan) yang baik.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Itulah beberapa keutamaan menikah di bulan Syawal. Sehingga tidak mengherankan jika ada banyak orang yang melangsungkan pernikahan di bulan Syawal karena bulan ini adalah bulan yang baik sekaligus menjalani sunah nabi.

Tags

Posting Komentar

0Komentar
Posting Komentar (0)